Langsung ke konten utama

Pergi Makan Siang 3 Menit Lebih Awal, Pegawai di Jepang Dihukum Denda


Kobe - Seorang pegawai di perusahaan air minum Kobe, Jepang dikenakan hukuman denda akibat kesalahan yang telah ia perbuat, di mana membuat atasannya harus meminta maaf kepada masyarakat umum.

Dikutip dari Telegraph.co.uk, Kamis (21/6/2018), pegawai itu mendapat hukuman denda lantaran telah meninggalkan meja kerjanya lebih awal untuk makan siang. Setiap hari ia pergi makan siang tiga menit lebih awal dari jadwal.

Menurut juru bicara perusahaan air minum tersebut, jam makan siang di kantornya mulai pada pukul 12.00 dan berakhir satu jam kemudian.

Pria berusia 64 tahun yang telah melanggar aturan itu selalu pergi makan siang tiga menit lebih awal sejak September 2017 hingga Maret lalu.

Jika ditotal, perusahaan rugi waktu hingga 72 menit akibat pria tersebut. Akibat perbuatannya, gaji pria itu terpaksa dipotong.
Tahu bahwa anak buahnya melakukan kesalahan, petinggi dari perusahaan air mimum itu langsung menyampaikan permintaan maafnya di hadapan publik, mengingat perusahaan air minum harus selalu melayani masyarakat.

"Kami sangat menyayangkan aksi tak bertanggung jawab yang dilakukan pegawai kami. Dengan ini kami meminta maaf," kata pimpinan perusahaan air minum di Kobe, Jepang.
Dalam laporannya, perusahaan air minum itu juga mengatakan bahwa para pegawai sepatutnya berkonsentrasi dan menjaga integritas dalam bekerja.

Namun, tindakan yang dilakukan oleh perusahaan oleh seorang pegawai ini dikecam oleh netizen.
"Apakah ini lelucon yang buruk? Apakah ini berarti kita bahkan tidak bisa pergi ke kamar mandi?" ujar seorang netizen Jepang.


Kereta Berangkat 25 Detik Lebih Awal



Jepang memang dikenal akan ketepatan waktunya. Mereka sangat menghargai waktu dalam dunia pekerjaan. Salah satunya pernah terjadi beberapa waktu lalu.

Tepatnya di Stasiun Notogawa, Prefektur Shiga, Jepang para operator kereta di wilayah tersebut menyampaikan permintaan maaf kepada para penumpang lantaran kereta berangkat lebih awal dari jadwal.

Dikutip dari Next Shark, operator kereta tersebut meminta maaf karena salah satu armada mereka berangkat 25 detik lebih awal. Seharusnya, kereta di Stasiun Notogawa, Prefektur Shiga, Jepang, berangkat pukul 07.12, namun kereta ini justru bertolak pukul 07.11 lewat 35 detik.

Kereta yang berangkat lebih cepat dari jadwal itu dipicu kesalahan masinis. Sang juru mudi berpikir kereta Jalur Biwako ini akan tiba di Stasiun Nishi Akashi, di Prefektur Hyogo, Jepang pukul 09.14.

Agar tepat waktu, kereta ini berangkat jam 07.11 lewat 35 detik. Ia lalu melihat ke arah peron dan tidak ada orang. Karena peron kosong, ia langsung menutup pintu kereta dan mulai berangkat.

Keputusannya masinis kereta rupanya salah. Ternyata, dia tidak melihat beberapa orang yang berada di peron untuk naik kereta ini. Seorang penumpang yang ketinggalan kereta melapor kepada petugas.

Perusahaan menyebut tindakan ini tidak bisa dimaafkan. Sebab, keberangkatan lebih awal ini membuat para penumpang terpaksa menunggu kereta berikutnya yang tiba di Stasiun Nishi Akashi pukul 09.20.

"Ketidaknyaman yang dihadapi pelanggan kami benar-benar tidak dapat dimaafkan. Kami akan benar-benar mengevaluasi sikap kami dan berusaha untuk mencegah insiden seperti itu terjadi lagi," tulis perusahaan dalam surat permintaan maaf.

Kejadian serupa juga terjadi pada tahun lalu. Ketika itu, kereta dari Tokyo ke Tsukuba, Jepang berangkat 20 detik lebih awal. Operator kereta api ini, Tsukuba Express juga merilis permintaan maaf resmi kepada publik.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Batu Sumber Towo Yang Bertuah di Mojokerto Mojokerto - Wilayah Trowulan, Mojokerto yang menjadi pusat Kerajaan Majapahit masih menyimpan banyak misteri. Salah satunya Makam Panjang, dan mata air yang konon mempunyai banyak khasiat. Makam Panjang ini terletak di Dusun Ungah-unggahan, Desa/Kecamatan Trowulan. Situs ini berjarak sekitar 200 meter arah timur laut dari Kolam Segaran. Bangunan Makam Panjang ini cukup sederhana. Hanya berupa pendapa yang dinaungi pohon beringin raksasa. Namun, di dalamnya ada sebuah makam yang ukurannya tak lazim. Foto: Enggran Eko Budianto Berbeda dengan makam pada umumnya, makam yang satu ini berukuran 5x2 meter. Terdapat sebuah batu mirip batu nisan dengan tulisan bahasa Sansekerta. Sementara dua bangunan gapura mini di depan makam merupakan bangunan baru. "Pada batu tersebut terdapat tulisan angka tahun 1012 masehi dan perjalanan hidup manusia," kata Juru Kunci Makam Panjang Sunoto (55) kepada detikcom, Jum
Kunjungan Pabrik Otsuka SMK Negeri 1 Mojokerto   Saya sebagai salah satu pelajar SMK Negeri 1 Mojokerto,saya mendapatkan pengalaman baru dalam dunia kerja industri.Dalam hal ini saya akan menceritakan Pengalaman saya saat berkunjung ke Pabrik Otsuka di Kota Pasuruan. Saat saya berkunjung pertama kalinya ke Pabrik Otsuka,saat saya masuk ke pabrik saya disambut ramah oleh para pegawai-pegawai pabrik tersebut.Saat masuk saya diarahkan oleh pegawai ke sebuah ruangan.Diruangan tersebut kami diberi presentasi alasan Pabrik Otsuka didirikan.  Dari gambar logo diatas maksud logo tersebut Pabrik Otsuka.lambang O besar logo biru memiliki impian yang ingin diwujudkan yang belambangkan "Langit Biru".Sedangkan lambangO besar logo merah melambangkan semangat dalam meraih impian tersebut. Berikut ini proses produksi Pabrik Otsuka a.       Pembuatan Botol 1.     Injection moulding Gambar 2.1 Injection Moulding digunakan untuk pembuatan atau pembent

Orang-orang melayani tanpa pamrih

SP-Suharyanto  dijuluki polisi dunia lain, polisi partikelir yang dengan suka rela mengatur lalu lintas di perempatan trowulan sebelum di gusur oleh polisi cepek dia mengalah pindah di daerah Simpang empat Sooko Mojokerto. Berbeda dengan polisi cepek yang biasanya kita lihat di tempat lain. Istilah polisi cepek adalah julukan untuk orang yang mengatur lalu lintas dengan mengharap orang yang lewat memberikan uang ala kadarnya. Polisi beneran biasanya melarang operasi para polisi cepek itu karena dianggap malah mengganggu. Kadang-kadang motifnya bukan membantu mengatur keruwetan lalu lintas tapi semata-mata ingin mencari uang di jalanan. Tak ubahnya dengan apa yang dilakukan para peminta-minta dan pengamen jalanan. Entah apa alasannya polisi tidak melarang kegiatan polisi dunia lain ini. Terbukti sudah hampir sepuluh tahun Suharyanto menjadi polisi partikelir yang mengatur lalu lintas daerah Simpang empat sooko. Mungkin karena ia tidak menerima uang ala peminta