Langsung ke konten utama
Asal Usul Gambar Khong Guan Yang Fenomenal

Seperti yang kita tahu, gambar kaleng biskut Khong Guan adalah seorang ibu dengan dua anaknya sedang berada di meja makan. Dalam gambar juga terlihat piring-piring berisi biskuit yang tengah dinikmati. Nah, masyarakat yang entah karena kritis atau apa lantas bertanya, ayahnya di mana?. Tak kunjung terjawab pertanyaan itu, hingga muncul beragam meme-meme yang membahas hilangnya sang ayah. Hal kecil yang disoroti tersebut merupakan satu bukti bahwa biskuit ini memang teramat populer di masyarakat. Sehingga tiap detail kecil pun sampai dibahas.


Ini Penjelasan Si Pelukis Gambar Kaleng Biskuit yang Tanpa Ayah

 Melihat beragam reaksi masyarakat tentang gambar di kaleng Khong Guan membuat si pelukis Bernardus Prasodjo pun angkat bicara. Pria yang kini tak lagi melukis dan memfokuskan diri di bidang pengobatan mengatakan jika jaman dulu ada tongsis, maka pasti si bapak sudah ada di gambar kaleng tersebut dan tak ada lagi pertanyaan. Artinya, ayah dari anak-anak dalam gambar Khong Guan tersebut sedang memotret. Saat menggambar, Bernandus mengaku jika poin penting dalam gambar itu adalah kehadiran si ibu. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi ibu rumah tangga agar membeli biskuit yang dipromosikan. Bernandus menambahkan jika orang yang belanja adalah ibu, karena itu fokus gambar pada ibu.

Hingga saat ini, Khong Guan Merah masih menjadi biskuit segala generasi, sebab gambar produk yang masih bertahan hingga kini. Maka tak heran jika banyak yang mengatakan jika Khong Guan produk paling setia se-tanah air. Beda dengan produk lainnya yang hampir tiap tahun berubah kemasan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Batu Sumber Towo Yang Bertuah di Mojokerto Mojokerto - Wilayah Trowulan, Mojokerto yang menjadi pusat Kerajaan Majapahit masih menyimpan banyak misteri. Salah satunya Makam Panjang, dan mata air yang konon mempunyai banyak khasiat. Makam Panjang ini terletak di Dusun Ungah-unggahan, Desa/Kecamatan Trowulan. Situs ini berjarak sekitar 200 meter arah timur laut dari Kolam Segaran. Bangunan Makam Panjang ini cukup sederhana. Hanya berupa pendapa yang dinaungi pohon beringin raksasa. Namun, di dalamnya ada sebuah makam yang ukurannya tak lazim. Foto: Enggran Eko Budianto Berbeda dengan makam pada umumnya, makam yang satu ini berukuran 5x2 meter. Terdapat sebuah batu mirip batu nisan dengan tulisan bahasa Sansekerta. Sementara dua bangunan gapura mini di depan makam merupakan bangunan baru. "Pada batu tersebut terdapat tulisan angka tahun 1012 masehi dan perjalanan hidup manusia," kata Juru Kunci Makam Panjang Sunoto (55) kepada detikcom, Jum
Kunjungan Pabrik Otsuka SMK Negeri 1 Mojokerto   Saya sebagai salah satu pelajar SMK Negeri 1 Mojokerto,saya mendapatkan pengalaman baru dalam dunia kerja industri.Dalam hal ini saya akan menceritakan Pengalaman saya saat berkunjung ke Pabrik Otsuka di Kota Pasuruan. Saat saya berkunjung pertama kalinya ke Pabrik Otsuka,saat saya masuk ke pabrik saya disambut ramah oleh para pegawai-pegawai pabrik tersebut.Saat masuk saya diarahkan oleh pegawai ke sebuah ruangan.Diruangan tersebut kami diberi presentasi alasan Pabrik Otsuka didirikan.  Dari gambar logo diatas maksud logo tersebut Pabrik Otsuka.lambang O besar logo biru memiliki impian yang ingin diwujudkan yang belambangkan "Langit Biru".Sedangkan lambangO besar logo merah melambangkan semangat dalam meraih impian tersebut. Berikut ini proses produksi Pabrik Otsuka a.       Pembuatan Botol 1.     Injection moulding Gambar 2.1 Injection Moulding digunakan untuk pembuatan atau pembent

Orang-orang melayani tanpa pamrih

SP-Suharyanto  dijuluki polisi dunia lain, polisi partikelir yang dengan suka rela mengatur lalu lintas di perempatan trowulan sebelum di gusur oleh polisi cepek dia mengalah pindah di daerah Simpang empat Sooko Mojokerto. Berbeda dengan polisi cepek yang biasanya kita lihat di tempat lain. Istilah polisi cepek adalah julukan untuk orang yang mengatur lalu lintas dengan mengharap orang yang lewat memberikan uang ala kadarnya. Polisi beneran biasanya melarang operasi para polisi cepek itu karena dianggap malah mengganggu. Kadang-kadang motifnya bukan membantu mengatur keruwetan lalu lintas tapi semata-mata ingin mencari uang di jalanan. Tak ubahnya dengan apa yang dilakukan para peminta-minta dan pengamen jalanan. Entah apa alasannya polisi tidak melarang kegiatan polisi dunia lain ini. Terbukti sudah hampir sepuluh tahun Suharyanto menjadi polisi partikelir yang mengatur lalu lintas daerah Simpang empat sooko. Mungkin karena ia tidak menerima uang ala peminta