Langsung ke konten utama
Asal-Usul Gambar Mangkok Jago

Inilah asal muasal Sejarah dan makna Mangkuk Si Ayam Jago Berjenger Merah gambar Ayam jago berjengger merah yang ada dan selalu menempel pada sebuah wadah tempat makan (mangkuk)pada saat membeli jajanan bakso, mie ayam, ataupun bubur, mungkin sudah tidak asing di lihat bagi mereka yang sering membeli dan menikmati kuliner ‘pinggir jalan’.



Wadah mangkuk yang berwarna putih dan dihiasi lukisan si ayam jago yang berjengger merah tersebut, ternyata memiliki makna dan sejarah tersendiri. Di Indonesia mangkuk yang berlukiskan ayam tersebut ternyata tidak sulit dicari, di toko yang menjual barang-barang rumah tangga wadah (mangkuk) ini pun dijual dengan harga yang terjangkau, berkisar antara 10 ribuan saja per buah. Dan dihimpun dari berbagai sumber yang kami dapat, ternyata gambar ayam tersebut memiliki makna kemakmuran.

Si Ayam Jago Berjenger Merah yang ada di mangkuk tersebut ternyata dalam budaya China kuno melambangkan kelancaran rezeki. mungkin sering terdengar kata pepatah yang mengatakan manusia harus bangun pagi supaya rezekinya tidak dipatuk Ayam. Tentunya lewat lukisan Ayam jago berjenger merah tersebut para pedagang berharap bisa mendapatkan rezeki yang lapang.
Dengan adanya gambar Si Ayam Jago Berjenger Merah pada mangkok itu, para pedagang pun selalu berharap jika mereka bisa memperoleh rezeki yang lapang.

Kemungkinan besar, awal mula mangkok legendaris Si Ayam Jago Berjenger Merah ini masuk ke Indonesia lewat perdagangan, di mana pada waktu dahulu kala banyak orang China yang datang dengan sengaja ke wilayah asia tenggara, Salah Satunya Indonesia.

Mangkuk Si Ayam Jago Berjenger Merah pun semakin di kenal berkat dari salah satu brand penyedap rasa Indonesia yang menjadikan mangkuk ini sebagai hadiahnya jika customer membeli penyedap rasa yang di jual di indonesia ini dalam jumlah yang banyak. Mangkuk Si Ayam Jago Berjenger Merah ini ternyata bukanlah buatan asli orang Indonesia. Bila anda memperhatikan dengan seksama tulisan yang ada dan tertera di bawah mangkuk itu yang berwarna hitam bertuliskan Made In China’.
Warna mangkuk yang sederhana membuat begitu mudah untuk diingat, dengan latar mangkuk yang didominasi oleh warna putih dan sedikit gambar bunga beserta dengan daunnya dan tak ketinggalan Si Ayam Jago Berjenger Merah yang persos dengan Si Ayam Jago Berjenger Merah khas asal China.
Mangkuk yang diameter atas 16,5 cm, dan diameter bawah 9 cm dan tinggi 6 cm tersebut ternyata juga telah lama di pakai oleh bangsa China kuno, tepatnya di masa Dinasti Ming.

Namun banyak juga peneliti yang berpendapat bahwa mangkuk Ayam Jago Berjenger Merah ini berasal dari Negeri Gajah Putih,Thailand. Di katakan bahwa mangkuk Ayam Jago Berjenger Merah itu disebut ,mirip ayam hutan Gallus ayam gallus yang telah lama diternakan dan dibudidaya sejak 8000 SM.

Dan pada tahun 5300 – 4300 SM, telah ditemukan juga artefak atau fosil dari ayam Gallus gallus di Cina.dan Selanjutnya menyebar ke negara India tepatnya di lembah Indus pada tahun 2500-3000 SM. Dan berita yang paling baru di temukan juga di Yunani pada tahun 409.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Batu Sumber Towo Yang Bertuah di Mojokerto Mojokerto - Wilayah Trowulan, Mojokerto yang menjadi pusat Kerajaan Majapahit masih menyimpan banyak misteri. Salah satunya Makam Panjang, dan mata air yang konon mempunyai banyak khasiat. Makam Panjang ini terletak di Dusun Ungah-unggahan, Desa/Kecamatan Trowulan. Situs ini berjarak sekitar 200 meter arah timur laut dari Kolam Segaran. Bangunan Makam Panjang ini cukup sederhana. Hanya berupa pendapa yang dinaungi pohon beringin raksasa. Namun, di dalamnya ada sebuah makam yang ukurannya tak lazim. Foto: Enggran Eko Budianto Berbeda dengan makam pada umumnya, makam yang satu ini berukuran 5x2 meter. Terdapat sebuah batu mirip batu nisan dengan tulisan bahasa Sansekerta. Sementara dua bangunan gapura mini di depan makam merupakan bangunan baru. "Pada batu tersebut terdapat tulisan angka tahun 1012 masehi dan perjalanan hidup manusia," kata Juru Kunci Makam Panjang Sunoto (55) kepada detikcom, Jum
Kunjungan Pabrik Otsuka SMK Negeri 1 Mojokerto   Saya sebagai salah satu pelajar SMK Negeri 1 Mojokerto,saya mendapatkan pengalaman baru dalam dunia kerja industri.Dalam hal ini saya akan menceritakan Pengalaman saya saat berkunjung ke Pabrik Otsuka di Kota Pasuruan. Saat saya berkunjung pertama kalinya ke Pabrik Otsuka,saat saya masuk ke pabrik saya disambut ramah oleh para pegawai-pegawai pabrik tersebut.Saat masuk saya diarahkan oleh pegawai ke sebuah ruangan.Diruangan tersebut kami diberi presentasi alasan Pabrik Otsuka didirikan.  Dari gambar logo diatas maksud logo tersebut Pabrik Otsuka.lambang O besar logo biru memiliki impian yang ingin diwujudkan yang belambangkan "Langit Biru".Sedangkan lambangO besar logo merah melambangkan semangat dalam meraih impian tersebut. Berikut ini proses produksi Pabrik Otsuka a.       Pembuatan Botol 1.     Injection moulding Gambar 2.1 Injection Moulding digunakan untuk pembuatan atau pembent

Orang-orang melayani tanpa pamrih

SP-Suharyanto  dijuluki polisi dunia lain, polisi partikelir yang dengan suka rela mengatur lalu lintas di perempatan trowulan sebelum di gusur oleh polisi cepek dia mengalah pindah di daerah Simpang empat Sooko Mojokerto. Berbeda dengan polisi cepek yang biasanya kita lihat di tempat lain. Istilah polisi cepek adalah julukan untuk orang yang mengatur lalu lintas dengan mengharap orang yang lewat memberikan uang ala kadarnya. Polisi beneran biasanya melarang operasi para polisi cepek itu karena dianggap malah mengganggu. Kadang-kadang motifnya bukan membantu mengatur keruwetan lalu lintas tapi semata-mata ingin mencari uang di jalanan. Tak ubahnya dengan apa yang dilakukan para peminta-minta dan pengamen jalanan. Entah apa alasannya polisi tidak melarang kegiatan polisi dunia lain ini. Terbukti sudah hampir sepuluh tahun Suharyanto menjadi polisi partikelir yang mengatur lalu lintas daerah Simpang empat sooko. Mungkin karena ia tidak menerima uang ala peminta