Langsung ke konten utama
Asal-Usule Mojokerto
Mojokerto pada zaman dahulu merupakan pusat dari pemerintahan kerajaan Majapahit. Lokasi dari kerajaan Majapahit sendiri diperkirakan sekitar 10 km dari letak Mojokerto sekarang. Perkiraan ini diambil karena banyaknya peninggalan-peninggalan kerajaan Majapahit seperti candi, umpak-umpak, gapura, saluran air, dan sebagainya.



Masa kejayaan Majapahit merupakan periode yang sangat mengesankan dalam sejarah Indonesia. Alasannya adalah karena pada masa ini Majapahit menjadi kerajaan yang paling besar dan mempunyai pengaruh yang begitu luar biasa. Tak hanya di nusantara, di luar negeri pun nama kerajaan Majapahit ini dikenal. Mojokerto yang memiliki banyak peninggalan bersejarah dari kerajaan Majapahit ini sering dikait-kaitkan dengan kerajaan tersebut.

Hari jadi Mojokerto pun berkaitan dengan Majapahit. Konon, hari jadi Mojokerto yaitu tanggal 9 Mei merupakan hari saat Raden Wijaya mengatur strategi dalam perlawanannya melawan pasukan Tar-Tar.

Kemenangan dalam perlawanan tersebut menjadi titik awal dari kemenangan militer juga diplomatic yang dilakukan Raden Wijaya. Menurut Tarikh Masehi, kejadian ini ada pada tanggal 9 Mei tahun 1293. Dari sinilah kemudian tanggal tersebut dijadikan hari jadi Mojokerto dan diperingati hingga saat ini.

Seiring dengan berjalannya waktu setelah Majapahit runtuh, kemudian kolonial Belanda membuat bentuk kota ini berubah. Meski beberapa insfrastruktur dibangun oleh warga kolonial tersebut, nyatanya Mojokerto tetap berbeda dengan kota lain seperti Surabaya atau Malang yang berkembang dengan baik. Mojokerto tetap saja menjadi kota kecil. Mojokerto memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga akhirnya menjadi sebuah kotamadya.

Itulah sekilas tentang asal usul kota Mojokerto. Semoga sedikit informasi ini bisa menambah wawasan Anda tentang asal-usulsalah satu kota di Indonesia. Cintai terus sejarah dan budaya negeri sendiri.

Sejarah
 
Pembentukan Pemerintah Kota Mojokerto diawali melalui status sebagai staadsgemente, berdasarkan keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda Nomor 324 Tahun 1918 tanggal 20 Juni 1918.

Pada masa Pemerintahan Penduduk Jepang berstatus Sidan diperintah oleh seorang Si Ku Cho dari 8 Mei 1942 sampai dengan 15 Agustus 1945. Pada zaman revolusi 1945 - 1950 Pemerintah Kota Mojokerto di dalam pelaksanaan Pemerintah menjadi bagian dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan diperintah oleh seorang Wakil Walikota disamping Komite Nasional Daerah.
Daerah Otonomi Kota Kecil Mojokerto berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950, tanggal 14 Agustus 1950 kemudian berubah status sebagai Kota Praja menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957.

Setelah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 berubah menjadi Kotamadya Mojokerto. Selanjutnya berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974.

Selanjutnya dengan adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah, Kotamadya Daerah Tingkat II Mojokerto seperti Daerah-Daerah yang lain berubah Nomenklatur menjadi Pemerintah Kota Mojokerto. 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Batu Sumber Towo Yang Bertuah di Mojokerto Mojokerto - Wilayah Trowulan, Mojokerto yang menjadi pusat Kerajaan Majapahit masih menyimpan banyak misteri. Salah satunya Makam Panjang, dan mata air yang konon mempunyai banyak khasiat. Makam Panjang ini terletak di Dusun Ungah-unggahan, Desa/Kecamatan Trowulan. Situs ini berjarak sekitar 200 meter arah timur laut dari Kolam Segaran. Bangunan Makam Panjang ini cukup sederhana. Hanya berupa pendapa yang dinaungi pohon beringin raksasa. Namun, di dalamnya ada sebuah makam yang ukurannya tak lazim. Foto: Enggran Eko Budianto Berbeda dengan makam pada umumnya, makam yang satu ini berukuran 5x2 meter. Terdapat sebuah batu mirip batu nisan dengan tulisan bahasa Sansekerta. Sementara dua bangunan gapura mini di depan makam merupakan bangunan baru. "Pada batu tersebut terdapat tulisan angka tahun 1012 masehi dan perjalanan hidup manusia," kata Juru Kunci Makam Panjang Sunoto (55) kepada detikcom, Jum
Kunjungan Pabrik Otsuka SMK Negeri 1 Mojokerto   Saya sebagai salah satu pelajar SMK Negeri 1 Mojokerto,saya mendapatkan pengalaman baru dalam dunia kerja industri.Dalam hal ini saya akan menceritakan Pengalaman saya saat berkunjung ke Pabrik Otsuka di Kota Pasuruan. Saat saya berkunjung pertama kalinya ke Pabrik Otsuka,saat saya masuk ke pabrik saya disambut ramah oleh para pegawai-pegawai pabrik tersebut.Saat masuk saya diarahkan oleh pegawai ke sebuah ruangan.Diruangan tersebut kami diberi presentasi alasan Pabrik Otsuka didirikan.  Dari gambar logo diatas maksud logo tersebut Pabrik Otsuka.lambang O besar logo biru memiliki impian yang ingin diwujudkan yang belambangkan "Langit Biru".Sedangkan lambangO besar logo merah melambangkan semangat dalam meraih impian tersebut. Berikut ini proses produksi Pabrik Otsuka a.       Pembuatan Botol 1.     Injection moulding Gambar 2.1 Injection Moulding digunakan untuk pembuatan atau pembent

Orang-orang melayani tanpa pamrih

SP-Suharyanto  dijuluki polisi dunia lain, polisi partikelir yang dengan suka rela mengatur lalu lintas di perempatan trowulan sebelum di gusur oleh polisi cepek dia mengalah pindah di daerah Simpang empat Sooko Mojokerto. Berbeda dengan polisi cepek yang biasanya kita lihat di tempat lain. Istilah polisi cepek adalah julukan untuk orang yang mengatur lalu lintas dengan mengharap orang yang lewat memberikan uang ala kadarnya. Polisi beneran biasanya melarang operasi para polisi cepek itu karena dianggap malah mengganggu. Kadang-kadang motifnya bukan membantu mengatur keruwetan lalu lintas tapi semata-mata ingin mencari uang di jalanan. Tak ubahnya dengan apa yang dilakukan para peminta-minta dan pengamen jalanan. Entah apa alasannya polisi tidak melarang kegiatan polisi dunia lain ini. Terbukti sudah hampir sepuluh tahun Suharyanto menjadi polisi partikelir yang mengatur lalu lintas daerah Simpang empat sooko. Mungkin karena ia tidak menerima uang ala peminta